Refleksi dari Siberia : Tentang Uang, Sabun, dan Nurani

Saya pernah membaca buku yang ditulis oleh Bupati Bojonegoro periode 2008 – 2018, buku tersebut berisi catatan perjalanan beliau saat di Irkutsk dan baikalsk (Siberia Russia), ada satu kalimat yang membuat dahi saya sedikit mengkerut, “di Bojonegoro belum ada orang yang bingung karena kebanyakan uang”. Hah? apa? Bingung kebanyakan uang? Mana ada? apakah saya _too poor to understand_ sehingga gagal paham? Sepertinya iya, karena memang ada loh… .orang bingung karena kebanyakan uang.
.
.
Misalkan secara misterius anda dapat uang 1 trilyun, apa yang anda lakukan? Beli apartemen, beli pesawat, beli supercar, beli kapal pesiar, nama anda langsung terdeteksi andapun akan dipanggil polisi dan petugas pajak!! Bahkan uang 1 T tersebut tanpa anda belanjakan pun akan dipanggil polisi dan dimintai keterangan darimana asal uang tersebut, Jika jawaban tidak masuk akal maka penjara akan menanti anda.
.
.
Untuk bisa dinikmati, uang “najis” tersebut harus “disucikan” terlebih dahulu, dibersihkan, “dicuci”, sehingga dia menjadi uang halal, muncullah istilah skema pencucian uang, bahkan ada juga loh orang yang dijuluki sebagai mesin cuci terbesar di dunia, ya karena dia mengelola uang najis dari pejabat pejabat kotor, uang uang tersebut masuk laundry dan keluar sebagai uang bersih yang legal dinikmati, adapun bagaimana cara uang itu dicuci tentunya tak kita bahas disini.
.
.
Masih terkait cuci mencuci, di Mumtaza santri bisa membuat sabun cuci piring sendiri, sabun cuci piring dengan kualitas yang sama dengan sabun cuci piring ternama, dengan pembelajaran berbasis project kami menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan bagi para santri, bagaimana dengan cuci uang? di Mumtaza semua santri adalah para penghafal Qur’an, para santri paham betul bahwa yang haram itu tidak hanya daging babi, namun semua yang batil dan dilarang Allah adalah haram, tak terkecuali cuci uang dan menikmati uang “najis”.