Salah satu naluri manusia sebagai makhluk berbudi dalam menghormati, mencintai, dan menganggap sesuatu itu penting adalah dengan peringatan, segala sesuatu yang diperingati manusia itu tandanya sesuatu tersebut dianggap penting, peringatan adalah expresi cinta, peringatan adalah simbol bahwa manusia memberikan perhatian luar biasa akannya, ini naluri, dalam bahasa arab kita menyebutnya sebagai fithrah.
.
.
Mengapa ada peringatan 17 Agustus? Karena bangsa indonesia cinta negaranya, karena bangsa Indonesia menganggap bahwa kemerdekaan itu penting, bukan hanya indonesia namun seluruh dunia juga memperingati hari hari penting dalam sejarah negara mereka, di Mesir ada peringatan 6 oktober atau 10 ramadhan, bahkan dijadikan nama kota, iya ada kota bernama 6 Oktober di Mesir.
.
.
Dalam lingkup yang lebih kecil, manusia mengadakan peringatan terhadap moment bersejarah dalam hidup mereka, mereka memperingati hari lahir, memperingati hari pernikahan, bahkan memperingati hari kematian yang biasa disebut sebagai haul. Mengapa kok diperingati? Kembali ke paragraf awal, adanya peringatan adalah tanda bahwa sesuatu tersebut penting dan dicintai.
.
.
Dalam lingkup beragama, mayoritas umat islam di dunia memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, selaku sentral figur umat Islam beliau layak mendapatkan tanda cinta tertinggi dari para pengikutnya, eh min tapi kan peringatan maulid itu haram min? Jadi gini, manhaj Mumtaza adalah Manhaj Al Azhar, Islam Moderat, selama disitu ada perbedaan dan dalam salah satu pendapat memiliki dasar yang kuat, maka Mumtaza akan menghormati itu, jika ada yang berpendapat peringatan maulid haram ya ndak papa, itu adalah expresi saudara saudara kita dalam mengekspresikan cintanya kepada Nabi Muhammad SAW.
.
.
Memperingati atau tidak keduanya adalah dua bahasa berbeda dalam mengungkapkan satu ekspresi cinta yang sama, sama sama cinta Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana tema khutbah Jumat siang ini di Mumtaza yang bertemakan cinta yang disampaikan oleh salah satu santri Mumtaza.
.
.
oh ya sebagai informasi di Mumtaza itu saat jumatan khotibnya dari santri lho… dan sesekali dari guru, jadi santri santri ini akan siap saat nanti terjun ke Masyarakat.