Minggu pagi, 11 Maret 2018, hujan dari pagi mengguyur kota Bojonegoro. Sejak waktu tahajjud hujan tak henti-henti mengguyur. Di hari ini, kami memiliki sebuah acara yang lumayan besar, yakni “Bakti Sosial dan Santunan Anak Yatim”. Sedikitnya 60 anak yatim piatu akan menghadiri acara ini.
Sejak dini subuh, kami sudah bersiap. Bau embun yang semerbak membuat pagi itu terasa lebih menyejukkan dari pagi-pagi yang lain.
Setelah diberi aba-aba penugasan, kami bekerja sama membereskan apa saja yang perlu dibereskan. Kami saling bahu membahu untuk bekerja dan menyukseskan acara. Perasaan semangat memenuhi rongga teman-teman Mumtaza Angkatan ke-10 yang bernama Ar Roid ini. Ada yang mengepel mushalla, ada yang membantu mak’e menyiapkan sarapan, dan ada pula yang menyiapkan bingkisan makanan ringan untuk dibagikan pada saat acara nanti.
Acara dimulai pukul 09.00 WIB, dipandu dengan duo cetar MC membahana, Ardanu dan Adila, dan dilanjutkan dengan penampilan hadrah serta shalawatan yang dipandu oleh Amin dan Ani sebagai vokalis.
Selanjutnya, penampilan pidato/orasi bahasa Arab dan bahasa Indonesia oleh Izza dan Zaini dan sambutan dari Ayahanda kami, ustadz Hafifi.
Dalam sambutannya, beliau berusaha membangkitkan kami untuk lebih berbagi kepada mereka-mereka yang kurang beruntung karena pada hakikatnya mereka lah yang sebenarnya menolong kita, bukan sebaliknya. Di akhir sambutan, beliau berdoa agar kami, Ar Roid bisa melalui ujian tes Kemenag dengan nilai baik dan lulus.
Senandung mars Ar Roid Al-labanun yang dipopulerkan Ardanu dan sempat hit di eranya menjadi bagian acara penutup sebelum acara ramah tamah dan distribusi santunan.
Tepat pukul 12.00 siang, setelah ramah tamah dan makan siang, kami menutup acara dengan pembagian tas dan sedikit shadaqah yang kami dan keluarga besar ustadz Hafifi berhasil himpun.
Pekerjaan selanjutnya telah menunggu, yaitu bersih-bersih area acara dan -tentu saja tak lupa- sambil berfoto-foto untuk menjadi kenangan anak cucu di masa depan.
Sejujurnya, hari ini memang benar-benar hari yang melelahkan, tetapi juga menyenangkan. Kami merasa senang karena meski sehari-hari aktifitas kami diisi dengan pemberian materi ujian Kemenag RI, kami masih bisa berbagi, belajar untuk mengorganisir acara, dan belajar mendengar banyak pendapat.